Toge Goreng...Toge Goreng... Dimana ya ada yang jual Toge Goreng. Begitu tanya salah satu teman di twitternya. Begitu susahnya dia mencari. Setelah dua hari, baru dia bisa merasakan nikmatnya Toge Goreng. Langka sekali ya makanan ini.
Kok bisa langka sih? "Anak muda ngak mau jualan kayak gini lagi. Mereka lebih memilih kerja," ujar Sadeli, penjaja Toge Goreng yang aku temui di sekitar Radio Dalam, Jumat (26 November 2010).
Ya begitulah sobat. Saat ini semua makanan tradisional hampir punah. Persoalannya, ngak ada lagi yang perduli. Banyak orang lebih memilih makanan cepat saji daripada makanan tradisional seperti Toge Goreng yang cukup bergizi.
Padahal, tak seperti fast food yang harganya mahal, Rp 25 rb s/d 35 rb / porsi, harga makanan tradisional kita rata2 dibawah Rp 10 rb/porsi. Contohnya, Toge Goreng yang saya makan, harganya hanya Rp 5 rb s/d Rp 7 ribu/ porsi.
Proses pembuatan Toge Goreng cukup sederhana yakni, Toge, Mie, Oncom, ketupat. Toge dicelupkan di nampan yang berisi air panas (jadi bukan digoreng pakai minyak ya..). Kemudian diaduk-aduk dan dicampur dengan mie. Ditambah sedikit oncom dan daun kucai sebagai penguat rasa. Setelah sekitar 3 menit, toge, oncom dan mie, serta daun kucai didiamkan sejenak. Piring diambil untuk menampung irisan ketupat. Lalu, Toge, oncom dan mie serta daun kucai yang telah direbus tadi ikut dimasukan ke piring.
Pak Sadeli dengan cekatan menyendok bumbu Toge Goreng. Saya buat rinciannya ya. Bumbu Toge Goreng terdiri dari campuran, Tauco, gula merah / gula jawa, bawang merah, bawang putih, cabai... Semua dimasak dan dicampur jadi satu.
"Jadi bukan Tauco aja ya bumbunya?" tanya saya. "Ya enggak lah. Kalau Tauco doank asin banget. Kasihan orang-orang. Biar rasanya lebih enak harus ditambah gula jawa, biar manis, bawang merah dan bawang putih. Jadinya sedep," jelas Pak Sadeli..
Selesai dibumbui, Toge Goreng ditambahi kecap dan sambal (bagi penyuka pedas) lagi. Setelah itu siap disajikan.. (terlalu panjang ya tulisannya. Biarin deh. Sekali - sekali).
Pada suapan pertama, aroma yang kuat serta rasa asin tauco masih begitu terasa. Tapi lama kelamaan ada rasa manis yang keluar. Ini mungkin rasa dari gula jawanya.. Saat dikunyah, kita ngak perlu bersusah payah. Semuanya empuk (jelas empuk, wong isinya toge, mie, oncom dan ketupat. Kalau daging pasti alot. ach gawang bisa aja nih,. he he he)..
Tapi kok ada rasa sedikit getir / pahit ya. "Pak ini kok ada pahit-pahitnya sih. Darimana asalnya," tanya ku penasaran. "Oh, itu dari daun kucai. Daunnya memang agak2 getir. Tapi itu membuat makannya banyak rasa kan?," terang Pak Sadeli Lagi..
Oh gitu ya... Oke pak. Thanks atas penjelasannya. Saya habiskan Toge Gorengnya dulu ya. "Iya, kalau dingin kurang enak," ujar Pak Sadeli cepat..
Segitu dulu ya teman - teman reviewnya.. Semoga tidak membosankan..
Satu pesan saya untuk semuanya, mari lestarikan makanan Indonesia. Malaysia selalu membanggakan makanan mereka. Apalagi dengan adanya TV kabel, mereka semakin bebas mempromosikan makananya.. Bahkan Laksa sudah diaku sebagai makanan khas Malaysia...
Kalau kita terlambat, jangan salahkan kalau semua makanan yang ada di Indonesia akan menjadi makanan khas negara tsb.
Gawang
Jumat, 20 - 11 - 2010
1 komentar:
Ada Toge Goreng beralaskan daun lebar dekat Lapangan Futsal, 10 menit darui stasiun kereta CILEBUT.
....Mantap n Pedas segar.....
dari sore(siang) sampai malam
mulai 5.ribuan per porsi
BRgrds,
yztwitt@gmail.com
Posting Komentar