"Ayah, kenapa Bunda ngak boleh lihat Madea? " ujar istriku dengan suaranya yang lirih. Aku memang sengaja tidak memperlihatkan jenazah anak ke-2 kami, Madea Rasya Ramadhani kepada Bundanya. Karena saat aku membawa pulang Madea, Bunda masih berada di ruang operasi.
Aku bukannya tanpa alasan melakukan tindakan itu. Aku hanya berpikir, kalau menunggu Bunda siuman, maka Madea akan cukup lama berada di rumah sakit. Sedangkan aku dikasih tahu kalau bisa semakin cepat jenazah dikubur, maka semakin baik.
Akhirnya, aku memutuskan langsung membawa Madea pulang untuk dimakamkan. Madea Rasya Ramadhani adalah putri ke-2 kami yang lahir pada hari Senin (26/7/2010). Namun, Madea tidak pernah sempat melihat dunia. Dia meninggal setelah tali pusatnya terikat, sehingga tidak ada suplai makananan. Madea aku makamkan di Penggilingan, dekat rumah eyangnya pada hari Senin (26/7/2010).
Sampai saat ini Bunda masih suka bertanya kenapa dirinya tidak diperbolehkan melihat dan memeluk Madea. Dalam hati aku berkata bahwa aku sendiri ndak kuat sebenarnya Bunda. Aku ngak tega melihatnya.
Terus terang aku sendiri sedikit histeris. Aku pikir, Bunda pasti akan histeris melihat keadaan Madea.
Semoga apa yang aku lakukan benar.
"Kita ikhlaskan saja ya Bunda. Madea sekarang sudah diasuh sama Allah. Sedangkan kita ditugaskan untuk mengasuh Malika," ujarku menenangkan Bunda setiap waktu..
Semoga Madea bisa menjadi Guardian Angel bagi Ayah, Bunda dan Malika ya.. Amin..
Madea memang sekarang jauh dari kami, tapi Madea tetap berada dihati kami..
RS Asih, Jakarta
Selasa, (27/7/2010)..
2 komentar:
kita semua akan terus diuji olehNya sob...
Semoga ente sekeluarga selalu diberi ketabahan dan kemudahan melalui semuanya ini,amien
turut berduka cita mas
Posting Komentar